BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Manusia berusaha memahami alam semesta ini dari zaman dahulu
bahkan sampai sekarang. Pada jaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi
merupakan pusat dari alam semesta ini ( Geosentrisme ). Namun, berkat pengamatan
dan pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah sejak Zaman abad
pertengahan yang dipelopori oleh Copernicus menjadi Heliosentrik, yaitu
matahari menjadi pusat beredarnya bumi dan planet-planet lain.
Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang
Mikrokosmos dan Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan
sebagainya.Sedangkan makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi. Alam semesta mungkin mempunyai 1011 galaksi dimana tiap-tiap galaksi
mempunyai 1011 bintang yang tersebar dengan masing-masing bintang memiliki 1057
atom hidrogen.
Manusia
dengan tekun mencari-cari bagaimana caranya alam raya tercipta sering terhalang
karena keterbatasan pandangannya, oleh sebab itu kita tidak boleh heran bahwa
sejak zaman purbakalah hingga sekarang manusia dari berbagai peradaban
mencoba menemukanmodel terbentuknya bumi sesuai dengan tingkat perkembangan
pengetahuan dan kepintarannya. Perkembangan citra manusia mengenai alam raya
seringkali terikat sangat erat pada pengetahuan yang diturunkan kepadanya.
Hal ini menyebabkan bahwa pandangan tentang alamraya sulit diuji kebenarannya
melalui pengalaman.
2.
Rumusan
Masalah
Dalam
ringkasan makalah ini membahas tentang perkembangan pemikiran tentang
pembentukan alam raya ditinjau dari pandangan dan teori dari beberapa peradaban
dan bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran
apa yang melandasinya?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Konsepsi
Tentang Alam Semesta
Bagaimana
konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa yang melandasinya
? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat
kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika
itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas
dan besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka
yang lain adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak
terhingga lamanya Sampai masa yang akan datang.
(Gambar 1. Peta Konsep
Alam Semesta)
Alam
semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom,elektron, sel,
amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Konsep
pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya
para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang
diberinama teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi
pusat yang ditokohioleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris.
Namun setelah itu Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari
dijadikan pusat alam semesta,heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari
bahwa teoti tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata
surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang
dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.
2.
Teori
asal mula Terbentuknya Alam Semesta
Alam semesta yang kita ketahui sekarang ini awal mulanya berasal dari gas
yang berserakan secara teratur diangkasa kemudian menjadi kabut (menjadi
kumpulan kosmos-kosmos). Dalam pengertian alam semesta mengcakup tentang Mikro
kosmos dan makrokosmos. Mikro kosmos
yaitu benda-benda yang berukuran kecil seperti, atom, sel, elektron dan
benda-benda kecil lainnya. Adapun makro kosmos yaitu benda-benda yang berukuran
besar, seperti bintang, planet, dan matahari. Teori yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan pakar, tentang bagaimana
terbentuknya alam semesta yaitu:
a)
Teori
Kabut oleh Imanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1755 dan Piere SimonLaPlace
(1749-1827) pada tahun 1796
Teori
kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant (1724-1804)seorang
ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) ahli
astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755,
sedangkan LaPlace mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes.
Menurut
Kant, pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut (nebula) yang mengandung
debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak dan
berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan
suhunya menurun danmassanya terkonsentrasi. Kemudian perputaran nya menjadi
lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di
tengah-tengah cakram. Perputaran yang semakin cepatmenyebabkan terbentuk cincin
atau gelang-gelang gas yang memisahkan diri dari bagian luar cakram
sehingga terbentuk suatu cakram yang mengandung sedikit kabut di bagian tengah
dan beberapa lapis cincin di sekelilingnya. Cincin-cincin kemudian memadat
dan membeku sehingga terbentuk planet-planet, sedangkan massa pada bagian pusat
membeku membentuk matahari.
Menurut
LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk
bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan sehingga
bola mengecilmembentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian
massa gas pada bagianluar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk
cincin-cincin. Cincin ini kemudianmembentuk gumpalan padat sehingga
terbentuklah planet-plenet dan satelit, sedangkan bagianmassa gas yang
ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti membentuk matahari.
Pada
akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James
Clerk-Maxwell yang memberikan kesimpulan bahwa, bila bahan pembentuk planet
terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan,
maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan
mencegah terjadinya pembekuan planet.Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk
membuktikan terbentuknya cincin-cincin LaPlace,menunjukkan bahwa medan magneat
dan medan listrik matahari telah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi
tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin gasdapat membeku
membentuk planet.
b)
Teori Planetisimal
Teori Planetesimal
dikembangkan oleh Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Moulton pada tahun 1905.
Menurut teori ini, matahari merupakan benda yang sudah ada di antara
bintang-bintang yang lain. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang mendekati
matahari. Ketika bintang tersebut berpapasan dengan matahari, ada bagian dari
matahari yang tertarik ke arah bintang tersebut karena adanya gaya tarik
gravitasi yang bekerja di antara bintang dan matahari, sehingga terbentuk
semacam sayap matahari.
Ketika bintang tersebut
menjauh dari matahari, gaya gravitasi yang bekerja semakin melemah sehingga
bagian-bagian dari sayap matahari tersebut ada yang kembali ke matahari, tetapi
ada yang membeku dan tidak kembali ke matahari. Bagian-bagian yang tidak
kembali membentuk gumpalan yang disebut planetesimal. Setelah lama, beberapa
gumpalan menyatu membentuk planet-planet yang bergerak mengelilingi matahari.
Kelemahan teori ini adalah bahwa semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah
bintang tidak berputar mengelilingi matahari, tetapi lebih mungkain melayang
bebas di angkasa.
c)
Teori Pasang Surut
Bintang
Teori pasang surut
bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun
1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis
planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari. Teori
ini mengemukakan bahwa dahulu kala ada sebuah bintang yang melintasi dekat
matahari. Adanya gaya tarik bintang tersebut, maka menyebabkan pada permukaan
matahari terjadi proses pasang surut, seperti pasang surut air laut di bumi
akibat gaya tarik bulan.
Sebagian dari masa
matahari yang membentuk tonjolan ke arah bintang itu ikut tertarik. Kemudian,
tonjolan tersebut terputus dan akhirnya lepas dari matahari. Massa gas itu
terputus-putus dan kemudian membentuk tetesan raksasa dengan ukuran yang
berbeda-beda. Tetesan raksasa tersebut lama-kelamaan membeku menjadi
planet-planet. Itulah sebabnya planet-planet terletak pada satu bidang datar, bahkan
pada suatu waktu nanti akan membentuk satu garis lurus. Pada tahun 1982,
beberapa planet memang terletak hampir pada satu garis lurus.
d)
Teori Kondensasi
Teori yang terkenal
tentang pembentukkan matahari dan planet-planet didasarkan pada Hipotesis Kabut
(nebular). Teori ini pertama kali ditemukan oleh ahli filosofi Jerman, Immanuel
Kant, pada tahun 1755. Kemudian, hipotesis ini dikembangkan oleh ahli
matematika Prancis, Pierre de Laplace, pada tahun 1796. Kenyataan di jagat raya
bahwa planet-planet terletak hampir pada 1 bidang datar di sekeliling matahari,
melahirkan perkiraan atau hipotesis bahwa planet-planet lahir dari matahari.
Menurut hipotesis ini,
matahari dan planet-planet erasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di
dalam jagat raya. Kabut seperti ini banyak terdapat di antara bintang bintang
di dalam galaksi kita. Karena putarannya itu, sebagian dari massa kabut
tersebut lepas, membentuk gelang-gelang sekeliling bagian utama gumpalan kabut
itu. Pada gilirannya, gelang itu membentuk gumpalan-gumpalan dan akhirnya membeku
menjadi planet-planet. Demikian juga bulan dan satelit-satelit planet lainnya
terbentuk
e)
Teori
Bintang Kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956
Menurut
teori bintang kembar, awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan
(bintangkembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping.
Akibat pengaruh gravitasidari bintang kedua, maka keping-keping ini bergerak
mengelilingi bintang tersebut dan berubah menjadi plnet-planet. Sedangkan
bintang yang tidak meledak adalah matahari. Teoriini mempunyai kelemahan karena
berdasarkan analisis matematis yang dilakukan oleh para ahlimenunjukan bahwa
momentum anguler dalam sistem tatasurya yang ada sekarang ini tidak mugkin
dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang.
f)
Teori
Ledakan Maha Dahsyat ( Big Bang) George Gamow, Ralph Alpher dan Robert Herman
Pada tahun 1948
Dentuman
besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan
yangsangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil.
Alam semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori
Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada
awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta
dari ketiadaan.
Peristiwa
ini dikenal dengan Ledakan Maha Dahsyat ”Big Bang”, membentuk keseluruhan
alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari
suatuketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.Pada awalnya alam
semesta ini berupasatu massa mahapadat. Massa mahapadat ini dapat dianggap satu
atom mahapadat denganukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi
radioaktif dan akhirnya menghasilkanledakan maha dahsyat.
Pada
tahun 1948, Gerge Gamow muncul dengan gagasan tentang Big Bang. Iamengatakan
bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasiyang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu,
radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.
Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnyadiketemukan. Pada tahun 1965, dua
peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilsonmenemukan gelombang ini tanpa
sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat
memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang
angkasa.Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi
peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson
dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Bukti
penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam
berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi
hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak
memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulukala, maka unsur hidrogen
ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Kalangan
ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan
masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta
dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Sebelum Big Bang, tak ada
yang disebut sebagaimateri. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi,
bahkan waktu belumlah ada, dan yanghanya mampu diartikan secara metafisik,
terciptalah materi, energi dan waktu.
Segala
bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakatilmiah.
Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang
asalmuasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh
Allah Yang MahaPerkasa dengan sempurna tanpa cacat.
g)
Pendukung Teori
Big Bang
Teori Big Bang ini diajukan oleh Georges Lemaitre pada tahun 1927, dia adalah seorang pendeta sekaligus ahli matematika dari
Belgia. Bertahun-tahun
kemudian, Edwin Hubble menetapkan teori bahwa: Galaksi-galaksi di alam semesta ini semuanya
bergerak menjauhi pusat alam semesta dengan kecepatan yang sangat tinggi atau
dapat dikatakan bahwa alam semesta ini mengembang kesegala arah. Apa yang
dikemukakan Hubble ini menguatkan teori Big Bang-nya Lemaitre. Teori Big Bang juga memprediksikan bahwa ledakan Big Bang telah
meninggalkan seberkas cahaya radiasi ("background" radiation) dan
pada tahun 1964, Arno Penzias dan Robert Wilson berhasil menemukan radiasi
pertama ini, persis seperti yang diprediksikan dalam teori Big Bang.
Teori Dentuman Besar dengan cepat diterima luas oleh dunia ilmiah karena
bukti-bukti yang jelas. Namun, para ahli astronomi yang memihak materialisme
dan setia pada gagasan alam semesta tanpa batas yang dituntut paham ini
menentang Dentuman Besar dalam usaha mereka mempertahankan doktrin fundamental
ideologi mereka. Alasan mereka dijelaskan oleh ahli astronomi Inggris, Arthur
Eddington, yang berkata, “Secara filosofis, pendapat tentang permulaan yang
tiba-tiba dari keter-aturan alam sekarang ini bertentangan denganku.
Ahli astronomi lain yang menentang teori Dentuman Besar adalah Fred Hoyle.
Sekitar pertengahan abad ke-20 dia mengemukakan sebuah model baru yang
disebutnya “keadaan-stabil”, yang tak lebih suatu per-panjangan gagasan abad
ke-19 tentang alam semesta tanpa batas. Dengan menerima bukti-bukti yang tidak
bisa disangkal bahwa jagat raya mengembang, dia berpendapat bahwa alam semesta
tak terbatas, baik dalam dimensi maupun waktu. Menurut model ini, ketika jagat
raya mengembang, materi baru terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam
jumlah yang tepat sehingga alam semesta tetap berada dalam “keadaan-stabil”.
Dengan satu tujuan jelas mendukung dogma “materi sudah ada sejak waktu tak
terbatas”, yang merupakan basis filsafat mate-rialis, teori ini mutlak
bertentangan dengan “teori Dentuman Besar”, yang menyatakan bahwa alam semesta
mempunyai permulaan.
h)
Revolusi Alam
Semesta
Naluri manusia selalu ingin mengetahui asal usul sesuatu, termasuk
asal-usul alam semesta. Berbagai hasil pengamatan dianalisis dengan dukungan
teori-teori fisika untuk mengungkapkan asal-usul alam semesta. Teori yang kini
diyakini bukti-buktinya menyatakan bahwa alam semesta ini bermula dari ledakan
besar (Big Bang) sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu. Semua materi dan energi
yang kini ada di alam terkumpul dalam satu titik tak berdimensi yang
berkerapatan tak berhingga. Tetapi ini jangan dibayangkan seolah olah titik itu
berada di suatu tempat di alam yang kita kenal sekarang ini. Yang benar, baik
materi, energi, maupun ruang yang ditempatinya seluruhnya bervolume amat kecil,
hanya satu titik tak berdimensi.
Tidak ada suatu titik pun di alam semesta yang dapat dianggap sebagai pusat
ledakan. Dengan kata lain ledakan besar alam semesta tidak seperti ledakan bom
yang meledak dari satu titik ke segenap penjuru. Hal ini karena pada hakekatnya
seluruh alam turut serta dalam ledakan itu. Lebih tepatnya, seluruh alam semesta mengembang tiba tiba secara serentak.
Ketika itulah mulainya terbentuk materi, ruang, dan waktu.
Materi alam semesta yang pertama terbentuk adalah hidrogen yang menjadi
bahan dasar bintang dan galaksi generasi pertama. Dari reaksi fusi nuklir di
dalam bintang terbentuklah unsur-unsur berat seperti karbon, oksigen, nitrogen,
dan besi. Kandungan unsur-unsur berat dalam komposisi materi bintang merupakan
salah satu "akte" lahir bintang. Bintang-bintang yang mengandung
banyak unsur berat berarti bintang itu "generasi muda" yang
memanfaatkan materi-materi sisa ledakan bintang-bintang tua. Materi pembentuk
bumi pun diyakini berasal dari debu dan gas antar bintang yang berasal dari
ledakan bintang di masa lalu. Jadi, seisi alam ini memang berasal dari satu
kesatuan.
Bukti-bukti pengamatan menunjukkan bahwa alam semesta mengembang. Spektrum
galaksi galaksi yang jauh sebagian besar menunjukkan bergeser ke arah merah
yang dikenal sebagai red shift (panjang gelombangnya bertambah karena alam
mengembang). Ini merupakan petunjuk bahwa galaksi galaksi itu saling menjauh.
Sebenarnya yang terjadi adalah pengembangan ruang. Galaksi galaksi itu (dalam
ukuran alam semesta hanya dianggap seperti partikel partikel) dapat dikatakan
menempati kedudukan yang tetap dalam ruang, dan ruang itu sendiri yang sedang
berekspansi. Kita tidak mengenal adanya ruang di luar alam ini. Oleh karenanya
kita tidak bisa menanyakan ada apa di luar semesta ini.
Secara sederhana, keadaan awal alam semesta dan
pengembangannya itu dapat diilustrasikan dengan pembuatan roti. Materi
pembentuk roti itu semula terkumpul dalam gumpalan kecil. Kemudian mulai
mengembang. Dengan kata lain "ruang" roti sedang mengembang. Butir
butir partikel di dalam roti itu (analog dengan galaksi di alam semesta) saling
menjauh sejalan dengan pengembangan roti itu (analog dengan alam).
Dalam ilustrasi tersebut, kita berada di salah satu partikel di dalam roti
itu. Di luar roti, kita tidak mengenal adanya ruang lain, karena pengetahuan
kita, yang berada di dalam roti itu, terbatas hanya pada ruang roti itu
sendiri. Demikian pulalah, kita tidak mengenal alam fisik lain di luar dimensi
"ruang waktu" yang kita kenal.
Bukti lain adanya pengembangan alam semesta di peroleh dari pengamatan
radio astronomi. Radiasi yang terpancar pada saat awal pembentukan itu masih
berupa cahaya. Namun karena alam semesta terus mengembang, panjang gelombang
radiasi itu pun makin panjang, menjadi gelombang radio. Kini radiasi awal itu
dikenal sebagai radiasi latar belakang kosmik (cosmic background radiation)
yang dapat dideteksi dengan teleskop radio.
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para
ilmuwan ternyata ilmuwan modern menyetujui bahwa Teori Ledakan Maha Dahsyat
(Teori Big Bang) merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat
dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul
menjadi ada. Hendaknya kita
sebagai manusia harus bisa menikmatidan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu
yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya). Sebaiknya ilmu pendidikan yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor
keilmuan.
Demikianlah
yang akan terjadi jika kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas
karena sifat curiosity kita. Seringkali kita mendapati suatu pertanyaan yang
sangatmendasar, yang mendapat jawaban membuat hati kita kagum, heran, takzim
dan sampai padatingkat suatu perenungan bahwa betapa luar biasa kuasa tuhan
alam semesta ini. Demikian makalah ini kami buat semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis sendiri serta pembacanya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa KS. Buku Alam Semesta dan Kehancurannya.
Penerbit Percetakan Offcet
Nasution, A H, 1999. Pengantar ke Filsafat Sains,
Bogor: Litera Antar Nusa
Surin Bachtiar , 1978 .Terjemah & Tafsir Al Qur’an,
Bandung: Sumatra
Umar Efrizon, 2004, Fisika, Jakarta: Ganeca Exact.
http://hadirukiyah2.blogspot.co.id/2010/01/terbentuknya-alam-semesta-dan.html,
diakses tanggal 22 November 2015 pukul 16.19 WIB.